Senin, 29 Oktober 2018
INFORMASI DALAM PRAKTIK
INFORMASI
DALAM PRAKTIK
I.
PENDAHULUAN
Manajer sering kali
memusatkan perhatian hanya pada beberapa aktivitas penting saja yang disebut
dengan CSF. Dengan memusatkan perhatian pada CSF, yang mana manajemen ini
memastikan bahwa ia akan menghabiskan waktunya pada hal-hal yang benar-benar
berarti. Sistem pemrosesan transaksi sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bisnis distribusi (seperti produsen, distributor, atau pedagang eceran)
memproses pesanan pelanggan, memesan pengganti persediaan, dan memelihara buku
besar.
Sistem informasi
lainnya di dalam perusahaan dimaksudkan untuk mendukung unit-unit organisasi.
Sebagai contoh, sistem informasi pemasaran, sistem informasi sumber daya
manusia, sistem informasi manufaktur, dan sistem informasi keuangan dibuat
sesuai dengan kebutuhan informasi dan masing-masing area bisnis tersebut, dan
sistem informasi eksekutif mengakui adanya kebutuhan-kebutuhan informasi yang
unik dari para pengguna di tingkat atas organisasi.
Kebutuhan ini telah
menghasilkan suatu aplikasi yang saat ini sedang sangat populer yaitu manajemen
hubungan pelanggan (CRM). CRM memiliki kebutuhan data yang begitu besar
sehingga dibutuhkan suatu jenis penyimpanan yang inovatif yaitu datawarehouse
(gudang data). Data warehouse lama-kelamaan terakumulasi, dan data dapat
diambil dengan cepat untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Salah satu
fitur yang menarik dari penggudangan data adalah bahwa peranti lunak dapat
mengenali pola-pola di dalam data yang tidak diketahui oleh para pengguna.
II. PEMBAHASAN
A. Informasi Sebagai Salah Satu Faktor
Penting Penentu Keberhasilan
Bahwa terdapat beberapa
aktivitas penting yang akan menentukan keberhasilan atau kegagalan bagi semua
jenis organisasi. Aktivitas-aktivitas penting tersebut adalah CSF, dan
faktor-faktor ini dapat berbeda-beda dari satu jenis organisasi ke jenis
organisasi yang lain.
Ketika mnanajemen
sebuah perusahaan menjalankan konsep CSF, mereka akan memuaskan perhatian pada
pengidentifikasian CSF dan kemudian memonitori sampai seberapa jauh mereka
telah mencapainya. Perusahaan yang melaksanakan strategi ini mengakui bahwa
informasi merupakan suatu sumber daya berharga dan bahwa sistem informasi yang
baik merupakan salah satu CSF.
B. Sistem Pemrosesan Transaksi
Sistem ini digunakan
untuk menjelaskan sistem informasi yang mengumpulkan data yang menguraikan
aktivasi perusahaan, mengubah data menjadi informasi, dan menyediakan informasi
tersebut bagi para pengguna yang terdapat di dalam maupun di luar perusahaan.
istilah sistem pemrosesan data elektronik dan sistem informasi akuntansiu juga
telah dipergunakan, namun saat ini kurang populer.
a. Tinjauan
Sistem
Sistem ini menggunakan diagram arus data
atau DFD untuk mendokumentasikan sistem dengan cara yang hierarkis dan diagram.
Diagram ini disebut dengan diagram konteks karena ia menyajikan sistem dalam
konteks lingkungannya. Seluruh sistem ditunjukkan oleh kotak yang diberi tabel
“Sistem Distribusi” yang berada ditengah. Unsur-unsur lingkungan yang
berinteraksi dengan sistem ditunjukka oleh kotak-kotak dan dihubungkan ke
sistem oleh panah-panah yang disebut arus dat.
b. Subsistem-subsistem
Utama dari Sistem Distribusi
Diagram konteks cukup memadfai untuk
mendefinisikan batasan sistem dan unsur-unsur lingkungan dan antarmukannya.
Tetapi perlu mempelajari lebih banyak proses yang dilaksanakan. Subsistem yang
pertama berhubungan dengan pemenuhan pesanan pelanggan, yang kedua dengan
pemesanan pengganti persediaan dari pemasok, dan yang ketiga dengan
pemeliharaan buku besarr perusahaan.
c. Sistem
yang Memenuhi Pesanan Pelanggan
Ada empat sistem yang terlibat dalam
pemenuhan pesanan pelanggan yaitu sistem entri pesanan ialah memasukan pesanan
pelanggan ke dalam sistem, sistem persediaan ialaha memelihara catatan
persediaan, sistem penagihan ialah membuat faktur pelanggan, dan sistem piutang
dagang ialah menagih uang dari para pelanggan.
d. Sistem
yang Memesan Persediaan Pengganti
Dengan cara mengidentifikasikan
subsistem-subsistem yang berkaitan dengan pemesanan persediaan pengganti dari
pemasok. Sistem pembelian menerbitkan pesanan pembelian kepada pemasok untuk
persediaan yang dibutuhkan. Sistem penerimaan menerima persediaan, dan sistem
utang dagang melakukan pembayaran
e. Sistem
yang Menjalankan Proses Buku Besar
Sistem buku besar adalah sistem
akuntansi yang menggabungkan data dari sistem-sistem akuntansi yang lain dengan
tujuan untuk menyajikan gambaran keuangan operasi perusahaan secara gabungan.
Sistem memperbarui buku besar akan membukukan catatan-catatan yang menguraikan
berbagai tindakan dan transaksi ke dalam buku besar. Sistem pembuatan laporan
manajemen menggunakan isi buku besar untuk membuat neraca dan laporan laba rugi
serta laporan lainnya.
f. Menempatkan
Sistem Pemrosesan Transaksi dalam Perspektif
Sistem informasi pertama yang
terkomputerisasi. Selain sebgai area aplikasi yang paling dapat dipahami sistem
ini juga berperan sebagai fondasi dari semua aplikasi yang lain dengan
mendokumentasikan semua hal yang penting yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan
operasinya dan berinteraksi dengan lingkungan.
3. Sistem Informasi Organisasi
Sistem
informasi dikembangkan untuk setiap area bisnis ini. Jenis sitem informasi
lainnya yang telah diimplementasikan di banyak perusahaan - sistem informasi
eksekutif . semua sistem informasi ini merupakan contoh dari sistem informasi
organisasi (organizational information systems). Sistem-sistem informasi untuk
empat area bisnis utama perusahaan dan satu untuk tingkat eksekutif organisasi.
Sistem Informasi Pemasaran
·
Subsistem
Output
Bauran Pemasaran (marketing mix)
:
1 .
Subsistem Produk (product subsystem), memberi informasi tentang
produk-produk
2 .
Subsistem Lokasi (place subsystem), memberikan informasi mengenai
jaringan
3 .
Subsistem Promosi (promotion subsystem), memberikan informasi mengenai iklan
4 . Subsistem Harga (price subsystem), membantu manajer mengambil keputusan
harga.
5 . Subsistem Bauran Terintegrasi (integrated mix -
subsystem),
·
Basis
data
Data yang digunakan oleh subsistem output berasal dari basis
data.
·
Subsistem Input
1.
Sistem
pemrosesan transaksi : mengumpulkan data dari sumber-sumber internal dan
lingkungan lalu memasukkannya ke dalam bisnis data.
2.
Subsistem
riset pemasaran : juga mengumpulkan data internal dan lingkungan dengan
melakukan studi-studi khusus.
3.
Subsistem
inteligensi pemasaran : mengumpulkan data lingkungan yang berfungsi untuk
menjaga manajemen tetap terinformasi mengenai aktivitas para pesaing dan
pelanggan perusahaan dan unsur-unsur lain yang dapat memengaruhi operasi
pemasaran.
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Sistem informasi sumber daya manusia (human resources information
subsystem - HRIS), memberikan
kepada seluruh manajer perusahaan yang berkaitan dengan suber daya manusia
perusahaan.
Subsistem Output HRIS :
· Perencanaan
· Rekruitmen
· Pengelolaan
tenaga kerja
· Kompensasi
karyawan
· Tunjangan
karyawan
· Laporan
SDM
Sistem Informasi Manufaktur
Sitem informasi manufaktur (manufacturing
information system), memberikan
informasi kepada seluruh manajer perusahaan yang berkaitan dengan operasi
manufaktur perusahaan.Subsistem
Informasi Manufaktur :
· Manufaktur
Produksi
· Manufaktur
Persediaan
· Manufaktur
Mutu
· Manufaktur
Biaya
Sistem Informasi Keuangan
Sistem
Informasi Keuangan (financial information system), memberikan informasi kepada seluruh
manajer perusahaan yang beerkaitan dengan aktivitas keuangan perusahaan.
Subsistem
Informasi Keuangan :
· Peramalan
ekonomi masa depan
· Pengelolaan
aliran dana perusahaan
· Pengendalian
keuangan perusahaan
Sistem Informasi Eksekutif
Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System- EIS) adalah suatu sistem yang
memberikan informasi kepada manajer di tingkat yang lebih tinggi atas kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Dipergunakan pula istilah sistem pendukung eksekutif (executif support system).
4. Manajemen Hubungan Pelanggan
Manajemen Hubungan Pelanggan (Customer Relationship Management) adalah
manajemen hubungan antara perusahaan dengan pelanggan sehingga baik perusahaan
maupun pelanggannya akan menerima nilai maksimum dari hubungan ini. Strategi
ini menyadari bahwa membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan adalah
suatu strategi yang bagus, karena mempertahankan pelanggan yang sudah ada
biasanya akan lebih murah daripada mendapatkan pelanggan baru.CRM system akan mengakumulasi data untuk
jangka panjang 5 tahun, 10 tahun atau lebih & menggunakan data tersebut
memberikan data kepada para pengguna.Oleh karena itu, perusahaan melakukan
upaya-upaya untuk memahami para pelanggannya sehingga kebutuhan mereka akan
dapat dipenuhi dan mereka akan tetap setia kepada perusahaan. Unsur utama dalam
sebuah sistem CRM adalah data
warehouse (gudang data).
Seperti
yang dapat di bayangkan, seiring dengan terkumulasinya data transaksi selama
bertahun-tahun, maka volume data akan menjadi sangat besar. waktu sesingkat ini
sebuah teknologi komputer mampu mendukung suatu sistem dengan permintaan data
berskala besar seperti itu. Memungkinkan sebuah teknologi komputer untuk
membangun sebuah sistem dengan kapasitas data yang hampir tak terbatas.
Karateristik Data Werehouse
Data warehouse (gudang data) telah diberikan
untuk menjelaskan penyimpanan data yang memiliki karakteristik sebagai berikut
:
·
Kapasitas
penyimpanan yang sangat besar
·
Data
diakumulasi dengan menambahkan catatan-catatan baru, bukannya dijaga tetap
paling mutakhir dengan memperbarui catatan-catatan yang sudah ada dengan
informasi yang baru.
·
Data
dapat diambil dengan mudah
·
Data
sepenuhnya untuk pengambilan keputusa, dan tidak digunakan dalam operasi
perusahaan sehari-hari
Beberapa
pakar merekomendasikan untuk mengambil pendekatan yang lebih sederhana dan
mengimplementasikan data warehouse dengan cara bertahap. Jika
mengikuti pendekatan ini, akan digunakan istilah pendekatan data mart (toko
data) untuk menguraikan subjek. Data
mart adalah suatu basis data berisikan data yang hanya
menguraikan data segmen dari operasi perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan
dapat memiliki data mart pemasaran, data mart sumber
daya manusia, dan seterusnya. Pembuatan dan penggunaan sebuah data
warehouse atau data mart disebut data warehousing dan
akan dilakukan oleh suatu sistem.
Sistem Data Werehousing
Data warehouse adalah bagian utama dari data
warehousing yang memasukan data ke dalam gudang, mengubah isinya menjadi
informasi, dan menyediakan informasi tersebut kepada para pengguna. I:I Data di
kumpulkan dari sumber-sumber data dan dikirimkan ke area pengumpulan sebelum
dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan data warehouse.Suatu sistem
penyampaian informasi akan memperoleh data dari tempat penyimpanan data
warehouse dan mengubahnya menjadi informasi bagi penggunannya. Sumber-sumber
data yang utama adalah sistem pemrosesan transaksi, namun tambahan data dapat
diperoleh dari sumber-sumber lain, baik itu internal maupunlingkungan.
6. Penyampaian informasi
Untuk terakhir dalam sistem data
warehousing adalah sistem penyampaian informasi, yang
mendapatkan data dari tempat penyimpanan data, mengubahnya menjadi informasi,
dan menjadikan informasi tersebut bagi para pengguna.
· Drill down-proses melakukan
navigasi ke bawah melalui tingkatan-tingkatan rincian
· Roll up-memungkinkan pengguna
memulai dengan tampilan terinci dan kemudian meringkas rincian-rincian tersebut
menjadi tingkat yang lebih tinggi.
· Drill across-dengan cepat bergerak
dari satu hirarki data ke hirarki yang lainnya.
·
Drill through-berangkat dari tingkat ringkasan ke tingkat terendah data yang terinci.
BAB III
KESIMPULAN
Sistem pemrosesan transaksi digunakan untuk menjelaskan sistem informasi mengumpulkan
data yang menguraikan aktivitas perusahaan, mengubah data menjadi informasi,
dan menyediakan informasi tersebut bagi para pengguna terdapat di dalam maupun
di luar perusahaan.
Sistem informasi sumber daya manusia (human resources information subsystem-HRIA)
memberikan informasi kepada seluruh manajer perusahaan yang berkaitan dengan
sumber daya manusia perusahaan. Sistem informasi eksekutif (executive
information system – EIA) adalah suatu sistem yang memberikan informasi kepada
para manajer di tingkat yang lebih tinggi atas kinerja perusahaan secara
keseluruhan.
Manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management-CRM)
adalah manajemen hubungan antara perusahaan maupun pelanggannya akan menerima
nilai maksimum dari hubungan ini. Data warehouse adalah bagian
utama dari data warehousing yang memasukkan data ke dalam
gudang, mengubah isinya menjadi informasi, dan menyediakan informasi tersebut
kepada para pengguna.
Data mining adalah proses menemukan hubungan
dalam data yang tidak diketahui pengguna. Terdapat dua cara dasar dalam
melakukan data mining: verifikasi hipotesis (hypothesis verification) dan
penemuan pengetahuan (knowledge discovery).
REKOMENDASI
1.
Perusahaan
seharusnya menerapkan sistem informasi organisasi untuk menghasilkan informasi
dalam pengambilan keputusan dan dqalam memecahkan masalah. Sistem informasi
organisasi ini untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang berhubungan dengan
bagian-bagian tertentu dari organisasi perusahaan.
2.
Perusahaan
juga menerapkan sumber daya manusia supaya mampu mencari banyak data yang
berguna bagi perusahaan, sehingga memungkinkan banyak informasi yang dapat
digunakan oleh manager maupun direktur.
3.
Perusaahaan
menerapkan sistem informasi pemasaran untuk melihat pangsa pasar dalam menghadapi
pesaing-pesaing perusahaan lain, sehingga perusahaan bisa meningkatkan
pemasarannya melalui informasi tersebut.
4.
Perusahaan
sebaiknya jika menerapkan sistem informasi keuangan untuk meramalkan
perekonomian perusahaan di masa yang akan datang, sehingga perusahaan dapat
mengelola aliran dana keuangan perusahaan.
5. Mengelola
manajemen hubungan pelanggan agar perusahaan dapat berkomunikasi dengan
pelanggannya, sehingga perusahaan tahu apa yang diinginkan oleh konsumen dan
dirasakan oleh konsumen tentang produk yang dipasarkan oleh perusahaan.
Senin, 08 Oktober 2018
PENGEMBANGAN SISTEM
I. Pendahuluan
Dalam pengembangan
sistem ini baik manajer maupun para penembang dapat menerapkan pendekatan
sistem ketika memecahkan masalah. Pendekatan sistem ini terdiri atas tiga tahap
kerja yaitu : periapan, definisi, dan solusi. Upaya persiapan terdiri atas
melihat perusahaan sebagai suatu sistem, mengenal sistem lingkungan, dan
mengidentifikasi subsistem-subsistem perusahaan. upaya definisi melanjutkan
dari satu sistem ke tingkat subsistem dan menganalisis bagian-bagian sistem
dengan urut-urutan tertentu. Upaya solusi melibatkan pengidentifikasian
solusi-solusi alternatif, mengevaluasinya, dan memilih solusi yang terbaik.
Untuk menerapkan pada
masalah pengembangan sistem maka perlu pendekatan sistem ini disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem (system development life cyle-SDLC).
Pendekata SDLC saat ini sangat populer yaitu pengembangan berfase (phase
devlopment). Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa suatu proyek
akan dibagi menjadi model-modul, dan analisis, perancangan, dan
pekerjaan-pekerjaan konstruksi awal yang ditujukan untuk setiap modul.
Modul-modul ini kemudian diintegrasikan dalam suatu pekerjaan konstruksi akhir.
Pengembangan sistem ini
sangat tinggi biayanya dilihat dari sudut uang maupun waktu. Sebagai akibatnya
proses ini hendaknya dikelola dengan baik. Eksekutif perusahaan akan memberkan
tingkat pengwasan yang tertinggi, sering kali para eksekutif tersebut ikut
berpartisipasi di dalam suatu steering
committee SIM yang mengawasi selurh proyek yang sedang berjalan.
Masing-masing proyek pada umumnya dapat dikelola oleh seorang pemimpin. Tujuan
utama manajemen proyek ini adalah untuk mengendalikan biaya. Yang mana untuk
mengestimasikan total biaya dari suatu proyek sebelum pekerjaan dimulai adalah
praktik yang umum dilakukan. Praktik ini meminta adanya perencanaan mendalam
yang diarahkan pada penentuan pekerjaan apa yang akan dikerjakan, oleh siapa,
dan kapan.
II.
PEMBAHASAN
A.
PENDEKATAN
SISTEM
Dalam sebuah buku di
tahun 1910, Dewey mengidentifikasikan tiga rangkaian pertimbangan yang terlibat
dalam pemecahan sebuah kontroversi secara memadai :
1. Mengenali
kontroversi
2. Mempetimbangkan
klaim-klaim alternatif
3. Membentuk
satu pertimbangan
Dewey ini tidak
menggunakan istilah pendekatan sistem,
namun ia menyadari adanya sifat berurutan dari pemecahan masala
mengidentifikasi suatu masalah, mempertimbangkan berbagai cara untuk
memecahkannya, dan terakhir memilih solusi yang terlihat paling baik.
1.
Urut-urutan
Langkah
Banyak uraian mengenai
pendektan sistem mengikuti pola dasar yang sama, namun jumlah langkahnya dapat
bervariasi.
2.
Upaya
Persiapan
Tiga langkah persiapan tidak harus
dikerjakan secara berurutan. Selain itu, langkah-langkah ini dapat terjadi
selama jangka waktu yang lama dimulai dari sekarang, dalam mata kuliah ini.
Langkah
1 – Melihat Perusahaan Sebagai Suatu Sistem. Dapat
memandang perusahaan dengan sebagai suatu sitem. Dengan menggunakan model
sistem umum dari BAB 2 sebagai pola, yang seharusnya dapat melihat bagaimana
peusahaan atau unit organisasi tersebut sesuai dengan model.
Langkah
2 – Mengenal Sistem Lingkungan. Hubungan antara
perusahaan atau organisasi dengna lingkungannya juga menerapkan suatu hal yang
penting.delpan unsur yang kita bahas di BAB 2 memberikan suatu cara yang
efektif dalam memosisikan perusahaan sebagai suatu sistem dalam lingkungannya.
Langkah
–
Mengidentifikasi Subsistem Perusahaan.
Subsistem utama perusahaan dapat mengambil beberapa bentuk. Bentuk termudah
yang dapat dilihat manajer adalah area-area bisnis.
3.
Upaya
Definisi
Upaya definisi biaanya dirangsang oleh
suatu pemicu masalah (problem trigge). Suatu sinyal yang
menandakan bahwa keadaan berjalan lebih baik atau buruk dari yang telah
direncanakan. Gejala (symptom) adalah suatu kondisi yang ditimbulkan oleh
maslah dan biasanya lebih jelas dari pada akar masalah tersebut. Kita mendefinisikan
suatu masalah sebagai suatu kondisi atau kejadian yang
merugikan atau berpotensi merugikan atau menguntungkan atau berpotensi
menguntungkan bagi perusahaan. Upaya definisi terdiri atas dua langkah yaitu :
Langkah
4 – Melanjutkan Dari Tingkat Sistem Ke Tingkat Subsistem.
Ketika manajer mencoba untuk memahami masalah, analisis akan memulai pada
sistem yang menjadi tanggung jawab manajer tersebut. Sistem ini dapat berupa
perusahaan atau salah satu unitnya.
Langkah
5 –
Menganalisis Bagian –Bagian Sistem Dalam
Urut-Urutan Tertentu. Seiring dengan manajer yang mempelajari masing-masing
tingkat sistem, unsur-unsur sistem juga dianalisis secara berurutan. Sebagai
contoh, satu masalah dalam Unsur 4 tidak akan dapat dipecahkan jika terdapat
masalah dalam Unsur 3.
Unsur 1 – Mengevaluasi Standar. Standar
kinerja bagi suatu sistem biasanya dinyatakan dalam bentuk rencana, anggaran,
dan kuota. Manajemen menentukan standar dan memastikan bahwa standar tersebut
realitas, dapat dipahami, dapat diukur, dan valid (yakni harus merupakan ukuran
atas kinerja sistem yang baik).
Unsur 2 – membandingkan Output Sistem
Dengan Standar. Manajer merasa puas dengan standar-standarnya, mereka lalu
mengevaluasi output sistem dengan membandingkannya pada standar.
Unsur 3 – Mengevaluasi Manajemen.
Diberikan satu penilaian kritis atas manajemen dan struktur organisasi sistem.
Unsur 4 – Mengevaluasi Prosesor
Informasi. Ada kemungkinan terdapat tim manajemen yang baik, namun tim tersebut
tidak mendapatkan informasi yang ia butuhkan.
Unsur 5 – Mengevaluasi Input Dan Sumber
Daya Input. Ketika analisis pada sistem di tingkat ini telah tercapai, sistem
konseptual tidak lagi menjadi maslah, dan masalah terdapat pada sistem fisik. Analisi
akan dilakukan oleh sumber daya fisik di dalam unsur input dan sistem ( dok
penerima, bagian kendali mutu, dan gudang bahan mentah).
Unsur 6 – Mengevaluasi Proses
Transformasi. Prosedur-prosedur dan praktik-praktik yang tidak efesien dapat
menimbulkan kesulitan dalam mengubah input menjadi output.
Unsur 7 – Mengevaluasi Sumber Daya
Output. Dengan menganalisis unsur 2, kita memberikan perhatian pada output yang
diproduksi oleh sistem. Di sisni kita akan mempertimbangkan sumber daya fisik
dalam unsur output suatu sistem. Contoh dari sumber daya seperti gudang barang
jadi, personel dan mesin-mesin dok pengiriman, serta armad truk pengirim.
4.
Upaya
Solusi
Upaya solusi melibatkan suatu
pertimbangan atas alternatif-alternatif yang layak, pemilihan alternatif
terbaik, dan implementasinya.
Langkah
6 – Mengidentifikasikan Solusi-solusi Alternatif.
Manajer mengidentifikasi cara-cara yang berbeda untuk memecahkan masalah yang
sama. Terdapat tiga solusi alternatif yang diidentifikasi :
a. Menambahkan
lebih banyak alat ke komputer yang sudah ada untuk meningkatkan kapasitas dan
kecepatannya.
b. Mengganti
komputer yang ada dengan komputer yang lebih besar.
c. Mengganti
komputer yang ada dengan LAN komputer-komputer yang lebih kecil.
Langkah 7 – Mengevaluasi
Solusi-solusi Alternatif. Semua alternatif harus dieluasi dengan
menggunakan kriteria evaluasi yang
sama, yang mengukur seberapa baik satu alternatif bakan memecahkan maslah.
Langkah 8 –
Memilih Solusi Yang Terbaik. Setelah
mengevaluasi alternatif, kita harus memilih alternatif yang terbaik. Henry
Mintzberg, seseorang teoritikus manajemen, mengidentifikasi tiga cara yang
dilakukan manajer dalam memilih alternatif yang terbaik.
a.
Analisis – Suatu evaluasi
sistematis atas pilihan-pilihan, dengan mempertimbangkan konsekuensinya pada
sasaran organisasi.
b.
Pertimbangan – Proses mental dari
seseorang manajer.
c.
Tawar-mnawar – Negosiasi di antara
beberapa manjer.
Langkah 9 – Mengimplementasikan
Solusi. Masalah tidak akan terpecahkan hany dengan memilih
solusi yang terbaik. Kita perlu mengimplementasikan solusi tersebut. Dalam
contoh, perlu dilakukan pemasangan perlatan komputasi yang dibutuhkan.
Langkah 10 –
Menindaklanjuti Untuk Memastikan
Kefektifan Solusi. Manajer dan para pengembang hendaknya tetap mengawasi
situasi untuk memastikan bahwa solusi yang dipilih telah mencapai hasil yang
direncanakan.
B.
SIKLUS
HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan sistem merupakan sebuah
metodologi. Metodologi adalah satu
cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatanm sistem adalah
metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (Systems
development life cyle – SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem
bagi pengembangan suatu sistem informasi.
C.
PROTYPING
Para pengembang selalu
melakukan looping kembali dan
mengerjakan ulang untuk mendapatkan sebuah sistem yang dapat memuaskan para
penggunya. Sebagai tanggapan atas keterbatasan-ketervatasan ini, para
pengembang sistem menunjukan untuk menerapkan suatu teknik yang telah terbukti
efektif dalam pekerjaan lain. Dalam penerapannya pada pengembangan sistem, prototipe adalah satu versi dari sebuah
sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dab calon pengguna,
bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai.
1.
Jenis-jenis
Prototipe
Terdapat dua jenis protipe yaitu :
a. Prototipe
evalusioner (evolutionary prototype)
terus meneru disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang
dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru
b. Protipe
persyaratan (requrement prototype)
dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan
fungsional daris sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan
jelas apa yang mereka inginkan.
Pengembangan
prototipe evalusioner menunjukkan empat langkah dalam pembuatan suatu protipe
evalusioner. Empat langkah tersebut adalah :
a. Mengidentifikasi
kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide
mengenai apa yang diminta daris sistem.
b. Membuat
satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk membuat prototipe.
c. Menmentukan
apakah prototipe dapat diterima.
Pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada pengguna untuk mengetahui apakah
telah memberikan hasil yang memuaskan.
d. Menggunakan
prototipe. Protipe menjadi sistem produksi.
Figur Pembuatan
Prototipe Evalusioner
Pendekatan ini mungkin
untuk dilakukan hanya ketika alat-alat prototying
memungkinkan prototipe untuk memiliki seluruh unsur yang penting dari sistem
baru.
Pemgembang
Prototipe Persyaratan. Menunjukkan langkah-langkah yang terlibat dalam
pembuatan sebuah protipe persyaratan. Langkah-langkah berikutnya adalah sebagai
berikut :
a. Membuat
kode sistem baru. Pengembang menggunakan prototipe sebagai dasar untuk
pengkodean sistem yang baru.
b. Menguji
sistem baru. pengembang menguji sistem.
c. Menentukan
apakah sistem yang baru dapat diterima. Pengguna memberitahukan kepada
pengembang apakah sistem dapat diterima.
d. Membuat
sistem baru menjadi sistem produksi.
Pendekatan ini diikuti ketika prototipe
ditujukkan hanya untuk memiliki penampilan suatu sistem produksi, namun tidak
ketika ia harus memuat seluruh unsur penting.
Figur Pembuatan
Prototipe Persyaratan
2.
Daya
Tarik Protyping
Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan di
bawah ini :
a. Membaiknya
komunikasi antara pengembang dan pengguna
b. Pengembang
dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna
c. Pengguna
memainkan peranan yang lebih aktif dalam penggembangan sistem.
d. Pengembang
dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam
mengembangkan sistem.
e. Implementasi
menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkannya.
3.
Potensi
Kesulitan dari Prototyping
Prototyping
bukannya
tidak memiliki potensi kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain :
a. Terburu-buru
dalam menyerahkan protipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam
definisi maslah, evaluasi alternatif, dan dokumentasi.
b. Pengguna
dapat terlalu gembira dengan protipe yang diberikan, yang mengarah pada
ekspektasi yang tidak realitas sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
c. Protipe
evalusioner bisa jadi tidak terlalu efesien.
d. Antarmuka
komputer manusia yang diberikan oleh beberapa alat protyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik
desain yang baik.
D.
PENGEMBANGAN
APLIKASI CEPAT
Satu metodologi yang memiliki tujuan
yang sama dengan prototyping yaitu
memberikan respons yang cepat atau kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup
yang lebih luas adalah RAD. Istilah RAD, dari rapid application development atau
pengembangan aplikasi cepat diperkenalkan
oleh konsultan komputer dan penulis James Martin, dan istilah ini mengacu pada
suatu pengembang siklus hidup yang dimaksudkan untuk memproduksi sistem dengan
cepat tanpa mengorbankan mutunya.
1.
Unsur-unsur
Penting RAD
RAD membutuhkan empat unsur penting :
manajemen, orang, metodologi, dan alat :
a. Manajemen.
Manajemen, khusunya manajemen puncak, hendaknya menjadi penguji coba (experimenter) yang suka melakukan
hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi
awal (early adapter) yang dengan
cepat mempelajari bagaimana cara menggunkan metodologi-metodologi baru.
b. Orang.
Dari pada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas SDLC, RAD
menyadari adanya efesiensi yang dapat dicapai melalui pengguna tim-tim khusus.
c. Metodologi.
Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD.
d. Alat-alat.
Alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dan
alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer (computer-aided software engineering – CASE) yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode.
Dari semua komponen
rekayasa informasi, RAD mungkin telah mendapatkan dukungan yang terbesar.
Meskipun metodologi ini mungkin tidak diterapkan persis sama dengan yang
dibayangkan oleh Martin, penekanan yang diberikannya pada keterlibatan pengguna
dan kecepatan membutanya menjadi menarik.
E. PENGEMBANGAN
BERFASE
Pengembangan
berfrase adalah adalah suatu pendekatan bagi pengembangan system informasi yang
terdiri atas enam tahap investasi awal, analisis, desain ,kontruksi
awal,kontruksi akhir, serta pengujian dan pemasangan system. Tahap-tahap
analis,desain,dan kontruksi awal dilaksanakan untuk setiap modul sistem.
Tahap-tahap
Pengembangan Berfase
Investigasi
awal
Para
pengembang termasuk pengguna dan juga spesialis informasi, melakukan analisis
usaha dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan masalah
sistemnya. Mendefinisikan tujuan, hambatan,resiko, dan ruang lingkup system
baru,mengevaluasi proyek maupun kekayaan system,melakukan subsidi system
menjadi komponen-komponen besar,dan mendapatkan umpan balik pengguna.
Analisis
Pengembang menganalisis persyaratan fungsional
pengguna untuk masing-masing modul sistem dengan menggunakan berbagai tekhnik
pengumpulan informasi dan kenudian mendokumentasikan temuan-temuannya dalam
bentuk model-model proses,data,dan objek.
Desain
Pengembang
merancang komponen dan antarmuka dengan system system lain untuk setiap modul
sistem yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain dengan menggunakan
berbagai jenis tekhnik pemodelan.
Kontruksi
Awal
Pengembang
membuat dan menguji peranti lunak dan data untuk setiap modul system dan
mendapatkan umpan balik dari pengguna. Untuk setiap modul yang tidak menerima
persetujuan dari pengguna, tahap-tahap analisis, desain, dan kontruksi awal
akan diulang kembali.
Kontruksi
Akhir
Peranti lunak modul diintegrasikan untuk membentuk
system yang lengkap, yang diuji bersama-sama dengan datanya.selain itu,setiap
peranti keras yang dibuutuhkan dibdeli dan diuji, fasilitas-fasilitas
dibuat, dan para pengguna dilatih. Pelatihan meliputi prosedur-prosedur
yang diikuti oleh para pengguna dalam menggunakan system dan sering
kali prosedur yang haru dikuti dalam pemasangan sistem pada stasiun–stasiun
kerja mereka.
pengujian
dan pemasangan sistem
Pengembang
merancang dan melaksanakan uji system yang tidak hanya mencakup peranti lunak
dan data, melainkan juga sumber daya informasi lainnya peranti keras,fasilitas
,personel dan prosedur. Komponen-komponen system dipasang dan dilakukan uji
penerimaan pengguna. Penerimaan oleh pengguna akan menjadi tanda persetujuan
untuk melanjutkan ke tahap searah terima. Setelah system digunakan selama
beberapa waktu, mungkin selama beberapa minggu atau beberapa bulan, suatu
tinjauan pasca implementasi dilakukan untuk memastikan bahwa system telah
memenuhi persyaratan fungsionalnya.
Fase-fase
Modul
Jika
prototyping paling sesuai digunakan untuk sistem kecil, metodologi RAD paling
sesuai untuk sistem besar, maka pengembangan berfase dapat digunakan untuk
pengembangan sistem segala jenis ukuran sistem. Kuncinya adalah cara bagaimana
sistem dibagi menjadi modul-modul yang masing-masing akan dianalisis,
dirancang, dan dibuat secara terpisah.
F. DESAIN ULANG
PROSES BISNIS
Proses
pengerjaan ulang system disebut dengan istilah rekayasa ulang atau disebut juga
dengan istilah desain ulang proses bisnis. BPR memoengaruhi operasi TI
perusahaan dalam dua hal. Pertama, TI dapat menerapkan BPR untuk mendesain
ulang system-sistem informasi yang hidupnya tidak dapat dipertahankan lagi
dengan pemeliharaan biasa.
Inisiasi
Strategis Proyek-proyek BPR
BPR
memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga
proyek-proyek sepeti ini biasanya dicetuskan di tingkat manajemen strategis.
Manajemen strategis juga dapat mengijinkan sistem informasi dirancang ulang
guna mengambil manfaat dari teknologi modern. Ketika proses-proses fisik
dirancang ulang, seringkali akan terjadi efek domino yang akan akhirnya
menyebabkan terjadinya perancangan ulang system informasi yang akan terkait.
Rekayasa
Terbalik
Rekayasa
terbalik berasal dari intelijen bisnis, perusahaan sejak dulu selalu mengikuti
produk-produk para pesaingnya dengan cara membeli sampel dan membongkarnya
untuk melihat bagaimana produk tersebut bekerja. Spesifikasi desain produk
pesaing diturunkan dari produk-produk itu sendiri, sehingga membalik pola
normal di mana desaainlah yabng dibuat terlebih dahulu.
Sebagaimana
penggunaannya di dalam komputasi, rekayasa terbalik adalah
proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsure-unsur
dan saling keterhubungan di antara unsure-unsur tersebut sekalligus untuk
membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi daripada yang
telah ada saat ini.
Rekayasa
Ulang
Rekayasa
ulang adalah merancang ulang sebuah system seluruhnya dengan tujuan
mengubah fungsionalitasnya. Akan tetapi, ini bukanlah pendekatan yang bersih
karena pengetahuan dari system yang ada saat ini tidak sepenuhnya diabaikan.
Nama rekayasa kedepan diberikan untuk proses mengikuti SDLC dengan
cara yang normal sambil sekaligus menjalankan BPR.
Pemilihan
Komponen-Komponen BPR
Komponen-komponen
BPR dapat diterapkan secara terpisah atau digabung, tergantung pada tingkat
kemungkinan yang dicari. Kombinasi yang tepat akan tergantung pada kondisi
system yang ada saat ini jika dilihat dari segi fungsionalitas dan sifat
teknisnya. Mutu fungsionalitas adalah ukuran dari apa yang dikerjakan oleh
system. Mutu teknis adalah ukuran dari seberapa baik system tersebut
melaksankannya.
Ketika
mutu fungsionalitas maupun teknis sama-sama buruk, maka akan dibutuhkan
suatu proyek rekayasa kedepan. Keadaan menjadi begitu buruknya sehingga akan
lebih baik jika kita mengulang semuanya, menjalankan langkah-langkah dari
siklus hidup system dengan cara yang normal.
G.
ALAT – ALAT PENGEMBANG SISTEM
Pendekatan sistem dan berbagai siklus hidup
pengembangan sistem adalah metodologi yang direkomnadasikan dalam memecahkan
masalah sistem. Metodologi sama seperti sebuah cetak biru yang digambar oleh
arsitektur untuk memandu para kontraktor, tukang kayu, tukang pipa, ahli
listrik, dan sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah. Sama hal nya
seperti metodologi yang memandu para pengembang sistem ketika mereka membuat
sistem.
H. Pemodelan Proses
Pemodelan
proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan diagram alur (flowchart).
Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui sistem dan program.
a. Diagram Arus Data
Diagram arus data (data flow diagram-DFD) adalah
penyajian grafis dari sebuah sistem yang mempergunakan empat bentuk simbol
untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang
saling tersambung. Simbol-simbol tersebut mencerminkan (1) Unsur-unsur
lingkungan dengan mana sistem berinteraksi, (2) Proses, (3) Arus data, dan (4)
Penyimpanan data.
b. Diagram Arus Data Bertingkat
(Leveled Data Flow Diagram).
Proses utama sistem ini disebut diagramnomor 0 (figure
0 diagram) yang akan menjelaskan bagaimana nama tersebut diperoleh
nanti. Tambahan DFD dapat digunakan untuk menghasilkan dokumentasi dengan
tingkay yang lebih ringkas dan lebih terinci.
c. Diagram Konteks (context diagram)
Diagram konteks menempatkan sistem dalam suatu konteks
lingkungan yang terdiri atas satu simbol proses tunggal yang melambangkan
keseluruhan sistem. Meskipun diagram konteks
mendokumentasikan sebuah sistem pada tingkat yang tertinggi biasanya
akan lebih mudah untuk memulai dokumentasipada tingkat yang lebih rendah,
misalnya tingkat nomor 0.
d. Diagram Nomor N (figure n diagram)
Diagram nomor n mendokumentasikan satu proses dari sebuah
DFD dengan tingkat detail yang lebih besar. N melambangkan nomor proses pada
tingkat yang lebih tinggi dari yang sesuatu sedang didokumentasikan.
e. Berapa banyak detail yang harus
ditampilkan
Terdapat
dua aturan umum yang memandu para pengembang dalam memutuskan berapa banyak
tingkat DFD yang akan digunakan. Pertama ialah membatasu satu DFD menjadi tidak
lebih dari enam hingga delapan proses. Kedua ialah menggunakan alat lain untuk
mendokumentasikan tingkat detail yang paling rendah, tetapi dengan menggunakan
tidak lebih dari satu halaman.
Kasus
Penggunaan
Kasus
penggunaan (ude case) adalah uraian naratif dalam bentuk kerangka dan dialog
yang terjadi antara sistem primer dengan sekunder. Terdapat dua format
kasus penggunaan salah satunya berbentuk naratif kontinu dengan nomor yang
berurutan untuk masing masing tindakan, sedangkan format yang lain disebut
format ping-pong karenaterdiri atas dua naratif dan penomoran yang menunjukkan
bagaimana tugas-tugas terjadi bergantian antar seistem primer dan sekunder.
Kapan
Menggunakan Diagram Arus data dan Kasus Penggunaan
Diagram
arus data dan kasus penggunaan sering kali dibuat selama tahap-tahap
investigasi awal dan analisis dari metodologi pengembangan berfase. DFD
mengilustrasikan suatu tinjauan atas pemrosesan dan kasus penggunaan memberikan
detailnya. Biasanya dibutuhkan beberapa kasus penggunaan untuk mendukung suatu
diagram angka 0.
I.
MANAJEMEN
PROYEK
Ketika
system memiliki nilai strategi atau pengaruhnya meliputi keseluruhan organisasi,
direktur utama atau komite eksekutif perusahaan dapat memutuskan untuk mengawasi
sendiri proyek pengembangan tersebut.
a. Steering Committee SIM
Ketika
sebuah perusahaan membentuk satu steering committee dengan tujuan untuk
mengarahkan penggunaan sumber daya komputasi perusahaan, maka nama steering
committe SIM akan dipergunakan. Steering committe SIM menjalakan tiga fungsi
utama, yaitu:
· Menciptakan
kebijakan yang
memastikan dukungan komputer untukmencapai sasaran strategis perusahaan.
· Melakukan
pengendalian fiska ldengan
bertidak sebagai yang berwenang dalam memberikan persetujuan untuk seluruh
permintaan akan pendanaan yang berhubungan dengan komputer.
· Menyelesaikan
perselisihan yang
terjadi sehubungan dengan prioritas penggunaan komputer.
b. Kepemimpinan Proyek
Aktifitas
tim akan diarahkan oleh seorang ketua tim atau pemimpin proyek yang memberikan
arahan disepanjang masa proyek. Berbeda dari steering committee SIM, tim
proyek tidaklah bersifat terus-menerus;biasanya akan dibubarkan ketika
implementasi telah selesai dilaksanakan.
c. Mekanisme Manajemen Puncak.
Dasar
dari manajemen proyek ialah rencana proyek, yang dibuat selama tahap
investigasi awal ketika metodologi pengembangan berfase diikuti. Setelah tujuan
proyek, kendala dan ruang lingkupnya dapat didefenisikan, maka kita dapat
mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan.
Grafik
Gantt(Gantt Chart) ialah sebuah grafik batang horizontal yang mencantumkan satu
grafik batang untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan.
d. Dukungan Web Bagi Manajemen Proyek
Selain
system manajemen proyek berbasis peranti lunak seperti Microsoft project
dukungan juga dapat diperoleh dari internet.
J.
MENGESTIMASI
BIAYA PROYEK
Mengistemasi waktu dan uang yang
dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah sistem telah lama menjadi satu tugas yang
menantang. Akan tetapi, lambat laun telah diciptakan banyak metode yang dapat
digunakan untuk mengestimasi biaya dan jadwal proyek.
a. Input Pengestimasian Biaya
Sebuah work breakdown structure
(WBS) mengidentifikasikan aktivitas - aktivitas proyek yang akan membutuhkan
sumber daya. Contoh WBS adalah grafik Gantt dan diagram jaringan.
b. Alat-Alat Estimasi Biaya
Estimasi analogis (analogous
estimating) menggunakan biaya aktual proyek-proyek serupa yang telah dilakukan
dimasa lalu senagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang
sedang dipertimbangkan. Teknik ini digunakan ketika hanya terdapat sedikit
informasi lain yang tersedia. Teknik ini lebih murah dari pada teknik-teknik
yang lain, tetapi pada umumnya kurang akurat.
c. Output Pengestimasian Biaya
Estimasi biaya dibuat untuk seluruh
sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya dinyatakan dalam unit - unit
keuangan yang berlaku, seperti Dolar atau Euro. Estimasi seperti ini dapat
disempurnakan kembali selama proyek berlangsung untuk mencerminkan tambahan
informasi seiring dengan semakin jelasnya proyek tersebut.
III.
PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan
system terdiri atas tiga fase yaitu upaya, persiapan, definisi dan solusi.
Ketika pendekatan system diterapkan pada pengembangan system hasilnya adalah siklus
hidup pengembangan sistem. Setelah system dipergunakan dan terdapat kebutuhan untuk
mengembangkannya kembali dengan mempergunakan teknologi modern, suatu metodologi
yang disebut desain ulang proses bisnis akan dapat dijalankan. Ketika system
dikembangkan, proses, data, dan objek akan dibuat modelnya. Alat pemodelan yang
popular ialah pembuatan diagram arus data yang menggunakan simbol-simbol dan
unsur lingkungan yang dihubungkan oleh panah untuk menunjukkan arus data. Sejalan dengan pengembangan sistem
informasi yang dilakukan oleh perusahaan, proyek akan dikelola oleh suatu
hierarki manajer dapat terdiri atas komite eksekutif, stering commite SIM, dan
seorang manajer proyek untuk setiap tim pengembangan.
Rekomendasi
Dengan adanya pengembangan sistem maka para manajer
dipermudah dalam informasi perusahaan serta manajer dapat mengestimasi biaya
yang dikeluarkan olehsuatu proyek sebelum pekerjaan itu dimulai. Manajer seharusnya
juga menerapkan pendekatan sistem seperti upaya persiapan, upaya definisi, dan
upaya solusi untuk melakukan penindaklanjutan, menganalisis persiapan
perusahaan sebagai suatu sistem dan memastikan ke efektifannya.
Referensi
Raymond, McLeod. 2009. SistemInformasiManejemen