I. PENDAHULUAN
Strategi
pengembangan IT harus memiliki keselarasan dengan strategi bisnis yang
dijalankan oleh perusahaan. Dalam melakukan penyelarasan IT, perlu melakukan
pertimbangan arah strategi bisnis yang jelas, komunikasi, komitmen dan itegrasi
dari masing – masing fungsi yang ada dalam perusahaan. Enterprise Architecture
digunakan sebagai cetak biru dari perancangan infrastruktur sistem informasi
agar dapat memenuhi kebutuhan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh
perusahaan. Perubahan dalam lingkungan bisnis menyebabkan diperlukannya
penilaian keselarasan IT dan strategi bisnis ini secara berkala. Setelah perusahaan melakukan
penyelarasan dengan sistem teknologi informasi, perusahaan telah mengalami
evolusi. Evolusi ini adalah suatu kegiatan berevolusi satu tipe integrasi ke
integrasi. Alasan lainnya untuk percepatan waktu evolusi ini adalah adanya
suatu pengalaman dan pembelajaran perusahaan pada tingkat integrasi sebelumnya.
Dengan perusahaan melakukan integrasi dengan berhasil,
perusahaan ini sudah mengalami evolusi dengan baik antar integrasi teknologi
dengan perencanaan bisnis yang menunjukkan peningkatan pendapatan yang
signifikan. Penyelarasan strategi dan perencanaan bisnis dan perencanaan sistem
teknologi informasi ini digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi,
mengurangi biaya, menciptakan hambatan untuk pendatang baru, meningkatkan
hubungan dengan konsumen dan supplier, dan menciptakan produk dengan bisnis
baru.
II. PEMBAHASAN
7. LAMA BEREVOLUSI
Penelitian Teo dan King (1997) juga
meneliti lama waktu berevolusi dari satu tipe integrasi ke integrasi
berikutnya. Rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan dari tipe integrasi
administratif ke tipe integrasi urut satu-arah adalah 13,06 tahun. Rata-rata
waktu yang dibutuhkan perusahaan dari tipe integrasi urut satu-arah ke
integrasi bolak-balik dua-arah adalah 6,74 tahun dan rata-rata waktu yang
dibutuhkan perusahaan dari tipe integrasi bolak-balik dua-arah ke tipe
integrasi penuh adalah 4,61 tahun.
Hasil ini menunjukkan sesuatu yang
menarik untuk didiskusikan, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk berevolusi semakin
pendek untuk perusahaan yang berada di tingkat evolusi lebih tinggi. Tampaknya
ada percepatan ditingkat pergerakan ke integrasi lebih tinggi. Kelihatannya
perusahaan semakin menyadari potensi dari sistem teknologi informasi untuk
mendukung formulasi dan implementasi strategi bisnis. Alasan lainnya untuk
percepatan waktu evolusi ini adalah adanya proses pembelajaran dna pengalaman
perusahaan di tingkat integrasi sebelum-sebelumnya.
8.
ALASAN-ALASAN
BEREVOLUSI
Hasil penelitian Teo dan King (1997)
menunjukkan juga alasan-alasan mengapa perusahana-perusahaan melakukan evolusi
dari satu tip eke tipe lainnya. Alasan-alasan berikut ini diurutkan dari
alasan-alasan tertinggi ke yang paling rendah.
1. Untuk
meningkatkan kebutuhan dari integrasi yang lebih baik.
2. Meningkatnya
kepentingan dari sistem teknologi informasi.
3. Perubahan
organisasi.
4. Meningkatnya
kompetensi.
5. Meningkatnya
kebutuhan akan informasi yang lebih baik.
6. Lainnya.
Hasil ini menunjukkan bahwa
alasan-alasan tertinggi adalah karena alasan-alasan internal perusahaan
dibandingkan dengan alasan-alasan karena alasan eksternal perusahaan.
9. VARIABEL-VARIABEL
KONTINGENSI
Teori
kontingensi yang dikenalkan oleh Lawrence and Lorsch (1967) mengatakan bahwa
tidak ada cara yang terbaik untuk mencapai tingkat yang “fit” antara faktor-faktor di organisasi, semuanya tergantung dari
karakteristik lingkungannya. Variabel-variabel kontingensi yang digunakan
adalah dari karakteristik-karakteristik organisasional dan ketidak-pastian
lingkungan.
Variabel-variabel
kontingensi dari karakteristik organisasional adalah sebagai berikut ini:
1.
Intensitas informasi
dari produk-produk atau jasa-jasa.
2.
Intensitas informasi di
rantai nilai.
3.
Persepsi manajemen
terhadap pentingnya sistem teknologi informasi
4.
Kompetensi sistem
teknologi informasi, yang diuraikan lebih lanjut menjadi:
a.
Kompetensi teknikal;
b.
Kompetensi bisnis
Variabel-variabel kontingensi dari
karakteristik ketidak-pastian klingkungan adalah sebagai berikut ini.
1.
Dinamisme lingkungan,
yang diuraikan lebih lanjut sebagai:
a.
Tingkat perubahan;
b.
Tingkat prediksi
2.
Heterogenitas di
produksi dan pemasaran
3.
Hostilitas yang
diuraikan lebih lanjut sebagai:
a.
Keterbatasan
sumber-sumber daya;
b.
Kompetensi
Hasil dari regresi berganda antara
variabel-variabel kontigensi sebagai variabel-variabel independen dengan
integrasi PSB-PSSTI sebagai variabel dependennya, diperoleh hasil hanya dua
buah variabel yang secara statistik signifikan, yaitu variabel persepsi
manajemen terhadap pentingnya sistem teknologi informasi (signifikan pada
tingkat 1%). Hasil ini juga menunjukkan bahwa faktor-faktor internal lebih
dominan dibandingkan dengan faktor-faktor eksternal dalam mempengaruhi
integrasi PSB dengan PSSTI.
10.
KESELARASAN
DAN KINERJA PERUSAHAAN
Perusahaan-perusahaan
yang mengintegrasikan perencanaan strategik sistem teknologi informasi (PSSTI)
dengan perencanaan strategik bisnis (PSB) mempunyai kinerja yang lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan intrgrasi. Jadi
kinerja perusahaaan disebabkan karena kurangnya keselarasan antara bisis dengan
strategik sistem teknologi informasi di organisasi, dengan berkurangnya
keselarasan maka dapat menurunkan kinerja perusahaan sehingga dapat
mengakibatkan perusahaan terebut tidak dapat bersaing dengan perusahaan
lainnya.
Gambar
12.7 Hasil penelitian Chan et al. (1997)
Dari
hasil penelitian diatas maka dapat dilihat bahwa keselarasan strategi sitem
teknologi informasi (IS strategic alignment) secara signifikan
meningkatkan kinerja bisnis (business performance). Pengaruh keselarasan
strategik sistem teknologi informasi (IS
strategic alignment) lebih besar dengan koefisien 0,335 dibandingkan dengan
orientasi straegik dari bisnis (STROBE) dengan koefisien 0,183 dan efektivitas
SI (IS effectiveness) dengan koefisien 0,101 terhadap kinerja perusahaan.
STROBE,
STROEPIS, dan kinerja bisnis adalah konstruk-konstruk yang dibangung dari hasil
jawaban item-item survei. Tiap-tiap konstruk dibangung dari banyak variabel
atau item-item di daftar pertanyaan dengan menggunakan analisis faktor yaitu :
a. STROBES
(Strategic Orientation of Business Enterprises), yaitu stratsgi dari
unit bisnsi. Konstruk ini dibentuk dari variabel-variabel sebagai berikut :
Tingkat
agresif dari perusahaan
Analisis
perusahaan
Daya
pertahanan internal perusahaan
Daya
pertahanan ekaternal perusahaan
Pandangan
ke depan perusahaan
Tingkat
proaktif perusahaan
Keengganan
perusahaan terhadap risiko
Tingkat
inovasi perusahaan
b. STROPIS
(Strategic Orientation of the Existing Portfolio of IS Applications),
yaitu strategi dari sistem informasi.
Konstruk ini dibentuk dari variabel-variabel sebagai berikut ini :
Dukungan
sistem informasi untuk keagresifan perusahaan
Dukungan
sistem informasi untuk analisis perusahaan
Dukungan
sistem informasi untuk daya pertahanan internal perusahaan
Dukungan
sistem informasi untuk pertahanan eksternal perusahaan
Dukungan
sistem informasi untuk ke depan perusahaan
Dukungan
sistem informasi untuk menjaga tingkat proaktif perusahaan
Dukungan
sistem informasi untuk membuat enggan perusahaan
11.
PEMAMPU
DAN PENGHALANG KESELARASAN
Faktor-faktor yang membantu terjadi
keselarasan sebagai enabler dan
faktor-faktor yang menghalangi keselarasan sebagai inhibitor. Faktor-faktor dari enabler dan kepentingannya menurut jawaban responden dari
penelitian Luftman dan Brier (1999) tampak pada gambar berikut ini :
Faktor-faktor dari inhibitor dan kepentingannya menurut
jawaban responden dari penelitian Luftman dan Brier (1999) tampak pada gambar
berikut ini :
12.
MENGURANGI
JARAK KESELARASAN
Telah diketahui bahwa jarak keselarasan akan menimbulkan
kinerja perusahaan yang kurang baik. Maka untuk mengurangi jarak keselarasan
perusahaan perlu mengumpulkan beberapa metode yang diperoleh dari beberapa
literatur sebagai berikut :
Tabel
12.4. metode-metode mengurangi jarak keselarasan
dari beberapa sumber literatur.
III. PENUTUP
KESIMPULAN
Dimulai oleh dunia usaha yang lebih dulu
menyadari pentingnya perubahan bagi peningkatan kualitas produk yang
dihasilkan, sampai ke administrasi pemerintah. Berbagai upah ada pendekatan telah
dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan. Karena perubahan
memang selalu terjadi dan pastikan selalu terjadi, pemimpin organisasi baik organisasi
pemerintah maupun organisasi non-pemerintah disamping harus memiliki kepekaan terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi diluar organisasi yang dipimpin dan mampu memperhitungkan
dan mengakomodasikan dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi itu, mutlak perlu
juga untuk mempunyai keterampilan dan keberanian untuk melakukan perubahan di
dalam organisasi demi meningkatkan kemampuan orgaisasional untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
REKOMENDASI
MANAJERIAL
1. Dengan meniliti waktu
lama berevolusi maka perusahaan dapat meningkatkan proses pembelajaran dan
pengalaman perusahaan dengan mempercepat waktu evolusinya.
2. Alasan-alasan
berevolusi perlu untuk perusahaan karena untuk melakukan evolusi dari satu tipe
ke tipe lainnya. Karena perusahaan perlu melihat alasan-alasan tertinggi ke
yang paling rendah seperti untuk meningkatkan kebutuhan dari integrasi yang
lebih baik atau bahkan untuk meningkatkan kebutuhan akan informasi yang lebih
baik di dalam perusahaan.
3. Perusahaan perlu
melihat variabel-variabel kontigensi yang digunakan untuk
karakteristik-karakteristik organisasional dan ketidakpastian lingkungan.
Karakteristik-karakteristik organisasional ini seperti intensitas informasi dari produk-produk atau jasa sedangkan
variabel karakteristik ketidakpastian lingkungan yaitu seperti dinamisme
lingkungan. Sehingga perusahaan tau faktor-faktor internal dan eksternal apa
saja yang dapat mempengaruhi integrasi PSB dengan PSSTI
4. Dengan melihat
keselarasan dan kinerja perusahaan maka perusahaan dapat mengetahui kinerja
perusahaan atau ketidakmampuan perusahaan yang disebabkan karena kurangnya
keselarasan antara bisnis dengan strategi sistem teknologi informasi di
organisasi.
5. Jarak
keselarasan akan menimbulkan kinerja perusahaan yang kurang baik. Maka
sebaiknya perusahaan perlu mengurangi jarak keselarasan dengan mengumpulkan
beberapa metode yang diperoleh dari beberapa literatur. Agar dapat dapat
menyelaraskan strategi STI dengan strategi bisnis.
0 komentar:
Posting Komentar