This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 12 Desember 2018

LANJUTAN… PENYELARASAN ANTARA PERENCANAAN BISNIS DENGAN PERENCANAAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI


                 I.        PENDAHULUAN
Strategi pengembangan IT harus memiliki keselarasan dengan strategi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Dalam melakukan penyelarasan IT, perlu melakukan pertimbangan arah strategi bisnis yang jelas, komunikasi, komitmen dan itegrasi dari masing – masing fungsi yang ada dalam perusahaan. Enterprise Architecture digunakan sebagai cetak biru dari perancangan infrastruktur sistem informasi agar dapat memenuhi kebutuhan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Perubahan dalam lingkungan bisnis menyebabkan diperlukannya penilaian keselarasan IT dan strategi bisnis ini secara berkala. Setelah perusahaan melakukan penyelarasan dengan sistem teknologi informasi, perusahaan telah mengalami evolusi. Evolusi ini adalah suatu kegiatan berevolusi satu tipe integrasi ke integrasi. Alasan lainnya untuk percepatan waktu evolusi ini adalah adanya suatu pengalaman dan pembelajaran perusahaan pada tingkat integrasi sebelumnya.
Dengan perusahaan melakukan integrasi dengan berhasil, perusahaan ini sudah mengalami evolusi dengan baik antar integrasi teknologi dengan perencanaan bisnis yang menunjukkan peningkatan pendapatan yang signifikan. Penyelarasan strategi dan perencanaan bisnis dan perencanaan sistem teknologi informasi ini digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, menciptakan hambatan untuk pendatang baru, meningkatkan hubungan dengan konsumen dan supplier, dan menciptakan produk dengan bisnis baru.


                II.     PEMBAHASAN

7.      LAMA BEREVOLUSI
Penelitian Teo dan King (1997) juga meneliti lama waktu berevolusi dari satu tipe integrasi ke integrasi berikutnya. Rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan dari tipe integrasi administratif ke tipe integrasi urut satu-arah adalah 13,06 tahun. Rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan dari tipe integrasi urut satu-arah ke integrasi bolak-balik dua-arah adalah 6,74 tahun dan rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan dari tipe integrasi bolak-balik dua-arah ke tipe integrasi penuh adalah 4,61 tahun.
Hasil ini menunjukkan sesuatu yang menarik untuk didiskusikan, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk berevolusi semakin pendek untuk perusahaan yang berada di tingkat evolusi lebih tinggi. Tampaknya ada percepatan ditingkat pergerakan ke integrasi lebih tinggi. Kelihatannya perusahaan semakin menyadari potensi dari sistem teknologi informasi untuk mendukung formulasi dan implementasi strategi bisnis. Alasan lainnya untuk percepatan waktu evolusi ini adalah adanya proses pembelajaran dna pengalaman perusahaan di tingkat integrasi sebelum-sebelumnya.

8.      ALASAN-ALASAN BEREVOLUSI
Hasil penelitian Teo dan King (1997) menunjukkan juga alasan-alasan mengapa perusahana-perusahaan melakukan evolusi dari satu tip eke tipe lainnya. Alasan-alasan berikut ini diurutkan dari alasan-alasan tertinggi ke yang paling rendah.
             1.      Untuk meningkatkan kebutuhan dari integrasi yang lebih baik.
             2.      Meningkatnya kepentingan dari sistem teknologi informasi.
             3.      Perubahan organisasi.
             4.      Meningkatnya kompetensi.
             5.      Meningkatnya kebutuhan akan informasi yang lebih baik.
             6.      Lainnya.
Hasil ini menunjukkan bahwa alasan-alasan tertinggi adalah karena alasan-alasan internal perusahaan dibandingkan dengan alasan-alasan karena alasan eksternal perusahaan.

9.      VARIABEL-VARIABEL KONTINGENSI
Teori kontingensi yang dikenalkan oleh Lawrence and Lorsch (1967) mengatakan bahwa tidak ada cara yang terbaik untuk mencapai tingkat yang “fit” antara faktor-faktor di organisasi, semuanya tergantung dari karakteristik lingkungannya. Variabel-variabel kontingensi yang digunakan adalah dari karakteristik-karakteristik organisasional dan ketidak-pastian lingkungan.
Variabel-variabel kontingensi dari karakteristik organisasional adalah sebagai berikut ini:
1.         Intensitas informasi dari produk-produk atau jasa-jasa.
2.         Intensitas informasi di rantai nilai.
3.         Persepsi manajemen terhadap pentingnya sistem teknologi informasi
4.         Kompetensi sistem teknologi informasi, yang diuraikan lebih lanjut menjadi:
a.         Kompetensi teknikal;
b.        Kompetensi bisnis
Variabel-variabel kontingensi dari karakteristik ketidak-pastian klingkungan adalah sebagai berikut ini.
1.         Dinamisme lingkungan, yang diuraikan lebih lanjut sebagai:
a.         Tingkat perubahan;
b.        Tingkat prediksi
2.         Heterogenitas di produksi dan pemasaran
3.         Hostilitas yang diuraikan lebih lanjut sebagai:
a.         Keterbatasan sumber-sumber daya;
b.        Kompetensi
Hasil dari regresi berganda antara variabel-variabel kontigensi sebagai variabel-variabel independen dengan integrasi PSB-PSSTI sebagai variabel dependennya, diperoleh hasil hanya dua buah variabel yang secara statistik signifikan, yaitu variabel persepsi manajemen terhadap pentingnya sistem teknologi informasi (signifikan pada tingkat 1%). Hasil ini juga menunjukkan bahwa faktor-faktor internal lebih dominan dibandingkan dengan faktor-faktor eksternal dalam mempengaruhi integrasi PSB dengan PSSTI.

10.    KESELARASAN DAN KINERJA PERUSAHAAN
Perusahaan-perusahaan yang mengintegrasikan perencanaan strategik sistem teknologi informasi (PSSTI) dengan perencanaan strategik bisnis (PSB) mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan intrgrasi. Jadi kinerja perusahaaan disebabkan karena kurangnya keselarasan antara bisis dengan strategik sistem teknologi informasi di organisasi, dengan berkurangnya keselarasan maka dapat menurunkan kinerja perusahaan sehingga dapat mengakibatkan perusahaan terebut tidak dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.





 Gambar 12.7 Hasil penelitian Chan et al. (1997)
Dari hasil penelitian diatas maka dapat dilihat bahwa keselarasan strategi sitem teknologi informasi (IS strategic alignment) secara signifikan meningkatkan kinerja bisnis (business performance). Pengaruh keselarasan strategik sistem teknologi informasi (IS strategic alignment) lebih besar dengan koefisien 0,335 dibandingkan dengan orientasi straegik dari bisnis (STROBE) dengan koefisien 0,183 dan efektivitas SI (IS effectiveness) dengan koefisien 0,101 terhadap kinerja perusahaan.
STROBE, STROEPIS, dan kinerja bisnis adalah konstruk-konstruk yang dibangung dari hasil jawaban item-item survei. Tiap-tiap konstruk dibangung dari banyak variabel atau item-item di daftar pertanyaan dengan menggunakan analisis faktor yaitu :
     a.      STROBES (Strategic Orientation of Business Enterprises), yaitu stratsgi dari unit bisnsi.               Konstruk ini dibentuk dari variabel-variabel sebagai berikut :
*   Tingkat agresif dari perusahaan
*   Analisis perusahaan
*   Daya pertahanan internal perusahaan
*   Daya pertahanan ekaternal perusahaan
*   Pandangan ke depan perusahaan
*   Tingkat proaktif perusahaan
*   Keengganan perusahaan terhadap risiko
*   Tingkat inovasi perusahaan
    b.    STROPIS (Strategic Orientation of the Existing Portfolio of IS Applications), yaitu strategi           dari sistem informasi. Konstruk ini dibentuk dari variabel-variabel sebagai berikut ini :
*   Dukungan sistem informasi untuk keagresifan perusahaan
*   Dukungan sistem informasi untuk analisis perusahaan
*   Dukungan sistem informasi untuk daya pertahanan internal perusahaan
*   Dukungan sistem informasi untuk pertahanan eksternal perusahaan
*   Dukungan sistem informasi untuk ke depan perusahaan
*   Dukungan sistem informasi untuk menjaga tingkat proaktif perusahaan
*   Dukungan sistem informasi untuk membuat enggan perusahaan


11.    PEMAMPU DAN PENGHALANG KESELARASAN
Faktor-faktor yang membantu terjadi keselarasan sebagai enabler dan faktor-faktor yang menghalangi keselarasan sebagai inhibitor. Faktor-faktor dari enabler dan kepentingannya menurut jawaban responden dari penelitian Luftman dan Brier (1999) tampak pada gambar berikut ini :






  
Faktor-faktor dari inhibitor dan kepentingannya menurut jawaban responden dari penelitian Luftman dan Brier (1999) tampak pada gambar berikut ini :







12.    MENGURANGI JARAK KESELARASAN
Telah diketahui bahwa jarak keselarasan akan menimbulkan kinerja perusahaan yang kurang baik. Maka untuk mengurangi jarak keselarasan perusahaan perlu mengumpulkan beberapa metode yang diperoleh dari beberapa literatur sebagai berikut :
Tabel 12.4. metode-metode mengurangi jarak keselarasan dari beberapa sumber literatur.







III. PENUTUP

KESIMPULAN

Dimulai oleh dunia usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi peningkatan kualitas produk yang dihasilkan, sampai ke administrasi pemerintah. Berbagai upah ada pendekatan telah dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan. Karena perubahan memang selalu terjadi dan pastikan selalu terjadi, pemimpin organisasi baik organisasi pemerintah maupun organisasi non-pemerintah disamping harus memiliki kepekaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi diluar organisasi yang dipimpin dan mampu memperhitungkan dan mengakomodasikan dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi itu, mutlak perlu juga untuk mempunyai keterampilan dan keberanian untuk melakukan perubahan di dalam organisasi demi meningkatkan kemampuan orgaisasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

 REKOMENDASI MANAJERIAL

1.  Dengan meniliti waktu lama berevolusi maka perusahaan dapat meningkatkan proses   pembelajaran dan pengalaman perusahaan dengan mempercepat waktu evolusinya.
2.    Alasan-alasan berevolusi perlu untuk perusahaan karena untuk melakukan evolusi dari satu tipe ke tipe lainnya. Karena perusahaan perlu melihat alasan-alasan tertinggi ke yang paling rendah seperti untuk meningkatkan kebutuhan dari integrasi yang lebih baik atau bahkan untuk meningkatkan kebutuhan akan informasi yang lebih baik di dalam perusahaan.
3.  Perusahaan perlu melihat variabel-variabel kontigensi yang digunakan untuk karakteristik-karakteristik organisasional dan ketidakpastian lingkungan. Karakteristik-karakteristik organisasional ini seperti intensitas informasi  dari produk-produk atau jasa sedangkan variabel karakteristik ketidakpastian lingkungan yaitu seperti dinamisme lingkungan. Sehingga perusahaan tau faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang dapat mempengaruhi integrasi PSB dengan PSSTI
4.    Dengan melihat keselarasan dan kinerja perusahaan maka perusahaan dapat mengetahui kinerja perusahaan atau ketidakmampuan perusahaan yang disebabkan karena kurangnya keselarasan antara bisnis dengan strategi sistem teknologi informasi di organisasi.
5.  Jarak keselarasan akan menimbulkan kinerja perusahaan yang kurang baik. Maka sebaiknya perusahaan perlu mengurangi jarak keselarasan dengan mengumpulkan beberapa metode yang diperoleh dari beberapa literatur. Agar dapat dapat menyelaraskan strategi STI dengan strategi bisnis.
Share:

PENYELARASAN ANTARA PERENCANAAN BISNIS DENGAN PERENCANAAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI


 I.   PENDAHULUAN
Penyelarasan IT dengan strategi bisnis merupakan masalah yang telah lama dihadapi. Strategi bisnis merupakan bagaimana sebuah perusahaan memposisikan dirinya secara dan menjalankan bisnisnya dengan cara yang berbeda dengan perusahaan lain. Karena strategi memposisikan kegiatan bisnis dijalankan secara berbeda dengan perusahaan lain, maka diperlukan dukungan teknologi informasi (IT) yang berbeda pula. Strategi pengembangan IT harus memiliki keselarasan dengan strategi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Dalam melakukan penyelarasan IT, perlu melakukan pertimbangan arah strategi bisnis yang jelas, komunikasi, komitmen dan itegrasi dari masing – masing fungsi yang ada dalam perusahaan. Enterprise Architecture digunakan sebagai cetak biru dari perancangan infrastruktur sistem informasi agar dapat memenuhi kebutuhan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Perubahan dalam lingkungan bisnis menyebabkan diperlukannya penilaian keselarasan IT dan strategi bisnis ini secara berkala.
Dalam membuat suatu strategi aplikasi tidak hanya memfokuskan pada analisis terhadap teknologi informasi saja tetapi jaur yang efektif untuk menghasilkan keuntungan dari teknologi adalah dengan mengkonsentrasikan pada pemikiran tentang bisnis yang ada dan perubahan lingkungan serta menyadari strategi yang akan diterapkan oleh perusahaan tersebut. Hubungan antara strategi bisnis, strategi, dan teknologi informasi yang terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan. Untuk merencanakan suatu strategi terlebih dahulu perlu diketahui kondisi lingkunganya, dan informasi apa saja yang di butuhkan oleh perusahaan. Penyelarasan strategi sistem informasi dan sasaran dari organisasi akan berdampak pada strategi organisasi kedepanya. Ada dua pandangan untuk melihat hubungan antara teknologi dengan bisnis perusahaan.

  II.   PEMBAHASAN
1.      PENDAHULUAN
Perencanaan strategik sistem teknologi informasi dibutuhkan karena perusahaan menggunakan sistem teknologi informasi untuk mengimplementasikan strategi bisnis untuk memenangkan persaingan. Karena sistem teknologi informasi digunakan untuk mengimplementasikan strategi perusahaan, maka sistem-sistem teknologi informasi yang dibangun harus dapat mencapai tujuan dari perusahaan yang sudah ditentukan dari perencanaan strategik bisnis. Oleh karena itu, perencanaan strategik sistem teknologi informasi harus dilakukan selaras dengan perencanaan strategik bisnis untuk membuat sistem-sistem teknologi informasi yang dibangun mengenai sasaran-sasarannya.

2.      PENYELARASAN
Penyelarasan (alignment) didefinisikan oleh Luftman dan Brier (1999) sebagai penerapan sistem teknologi informasi diwaktu dan cara yang tepat dan harmoni dengan strategi-strategi, tujuan-tujuan dan kebutuhan-kebutuhan bisnis. Pertanyaan yang sering diajukan dari penyelarasan ini adalah bagaimana cara melakukannya dan bagaimana urutannya, perencanaan strategik sistem teknologi informasi (PSSTI) mengikuti perencanaan strategik bisnis (PSB) yang mengikuti perencanaan strategik sistem teknologi informasi (PDDTI). Pertanyaan lainnya adalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi keselarasan ini.

3.      PENTINGNYA KESELARASAN
Telah dijelaskan bahwa sistem teknologi informasi yang dibangun di organisasi tidak boleh berdiri sendiri tanpa tujuan yang jelas. Sisem teknologi informasi ini harus dapat mencapai tujuan dari perusahaan. untuk dapat mencapai sasarannya, yaitu mencapai tujuan perusahaan, maka perencanaan strategik sistem teknologi informasi (PSSTI) harus diselaraskan dengan perencanaan strategik bisnis (PSB).
Rockart et al. (1996) menunjukan bahwa pperan manajer STI yang paling utama adalah menyelaraskan strategi bisnis dan strategi STI secara komunikasi dua arah.  Peran kedua adalah menciptakan hubungan yang efektif dengan manajemen lini. Peran lainnya dapat dilihat ditabel berikut ini

Tabel 12.1 Peran manajer STI

1.      Menyelaraskan strategi bisnis dan STI secara dua arah
2.      Menciptakan hubungan yang efektif dengan manajemen lini
3.      Merencanakan, merancang dan mengimplementasikan sistem-sistem baru
4.      Membangun dan mengelola infrastruktur
5.      Meningkatkan keahlian organisasi STI
6.      Mengelola kerjasana dengan pemasok
7.      Membangun kinerja yang tinggi
8.      Mendesain ulang dan mengelola organisasi STI


Hasil-hasil dari studi lainnya juga menunjukan bahwa pentingnya melakukan integrasi antara PSB (perencanaan strategik bisnis) dengan PSSTI (perencanaan strategik sistem teknologi informasi). Hal ini juga terlihat bahwa dari beberapa isu yang dihadapi oleh eksekutif sistem teknologi informasi, penyelarasan ini termasuk dalam rangking isu yang paling penting menurut ekskutif.
Keselarsan juga berhubungan dengan kinerja dari sistem teknologi infromasinya. Chan dan Huff (1993) menemukan bukti bahwa penyelarasan antara perencanaan strategik sistem teknologi informasi (PSSTI) dengan perencanaan strategik bisnis (PSB) secara konsisten berhubungan dengan efektivitas sistem teknologi informasi.

4.      MODEL KESELARASAN
Model keselarasan anatar sisten teknologi informasi dengan strategi bisnis yang popular adalah yang diusulkan oleh Henderson dan Venkatraman (1999). Model keselarasan strategi merkea berbasis pada dua asumsi dasar, yaitu sebagai berikut ini:
1.      Kinerja ekonomis perusahaan secara langsung berhubungan dengan kemampuan manajemen untuk menciptakan suatu kecocokan strategik (strategic fit) antara posisi organisasi di arena pasar-produk yang kompetitif dan rancangan struktur administrative yang tepat untuk mendukung eksekusi strateginya. Asumsi ini secara umum konsisten dengan aksioma yang sudah di terima umum bahwa pemilihan-pemilihan strategi didomain  eksternal dan internal harus konsisten.
2.      Kecocokan strategik (strategic fit) adalah proses yang dinamik. Pemilihan-pemilihan yang secara fundamental strategik yang dibuat oleh perusahaan akan menimbulkan tindakan-tindakan prakarsa yang berakibat pada respon-respon berikutnya. Dengan asumsi ini bearti keselarasan strategik (strategic alignment) adalah bukan suatu peristiwa (event) sesaat saja, tetapi lebih ke suatu proses perubahan dan adaptasi yang berkelanjutan.

Model keselarasan ini dikembangkan Henderson dan Venkatraman (1999) disebut dengan Model Keselarasan Strategik (MKS) atau Strategic Alignment Model (SAM) yang tampak pada gambar berikut ini:




sebagai berikut:
1.  Yang disebut dengan domain eksternal (external domain) adalah arena bisnis dimana perusahaan berkompetisi dan berhubungan dengan keputusan-keputusan penentuan strategi untuk membedakan perusahaan dengan pesaing-pesaingnya.
2.      Kebalikannya, yang disebut dengan domain internal pilihan tentang struktur administrative (misalnya struktur organisasi fungsional atau matrik), pemilihan rancangan atau rancangan ulang dari proses-proses bisnis (misalnya pengiriman produk, pengembangan produk, pelayanan pelanggan, penjamin kualitas), dan juga termasuk kegiatan-kegiatan sumber daya manusia (misalnya mendapatkan, mengembangkan keahlian tenanga manusia) untuk mencapai kompetensi organisasi.

Model ini juga didasarkan pada dua blok bangunan (building blocks), yaitu kecocokan strategik (strategic fit) dan integrasi fungsional (fungsional integration) sebagai berikut ini:
1.      Kecocokan strategik (strategic fit) adalah pemilihan strategi yang paling cocok baik untuk eksternal maupun internal domain. Pemilihan strategi domain dengan memeprhatikan domain eksternal bukan bearti domain internal tidaak penting. Ketidakmampaun mengintegrasikan kecocokan antara domain eksternal dan internal dari strategi bisnis menyebabkan strategi bisnis tidak berjalan dengan semestinya.dengan demikian juga ketidakmampuan mengintegrasikan kecocokan antara dominan eksternal dan internal dari strategi sistem teknologi informasi akan menyebabkan kegagalan mendapatkan manfaat dari investasi sistem teknologi informasinya.
2.      Integrasi fungsional (fungsional integration) merupakan integrasi strategi-strategi dari dua fungsi yaitu bisnis dan sistem teknologi informasi. Integrasi fungsional menunjukan seberapa jauh integrasi antara strategi bisnis sudah sesuai dengan strategi sistem teknologi informasi.

Integrasi fungsional (fungsinal integration) dapat dipisahkan menjadi dua macam integrasi antara bisnis dan sistem teknologi informasi sebagai berikut ini:
1.      Integrasi strategik (strategic integration)
Integrasi strategik menggandengkan antara strategi bisnis dengan strategi sistem teknologi informasi dengan penekanan pada domain eksternal.
2.      Integrasi operasional (operasional strategy)
Integrasi operasional berhubungan dengan domain internal, yaitu hubungan antara infrastruktur dan proses-proses organisasional dengan infrastruktur dan proses-proses sistem teknologi informasi. Integrasi ini menunjukan koherensi internal.

5.      PROSES KESELARASAN
Dengan kombinasi domain internal, domain eksternal, integrasi strategik dan integrasi strategik dan integrasi operasional, model keselarasan strategik atau strategic alignment model (SAM) oleh Hendersson dan Venkatraman (1999) menawarkan empat macam perspektif proses keselarasan lintas domain, yaitu eksekusi strategi (strategi execution), transformasi teknologi (technology transformation), potensial kompetitif (competitive potential) dan level pelayanan (service level). Dua perspektif pertama merupakan perspektif yang didominasi oleh strategi bisnis, yaitu strategi bisnis sebagai pemicu (driver) yang mempengaruhi strategi sistem teknologi informasi. Dua perspektif terakhir adalah kebalikannya, strategi sistem teknologi informasi lebih dominan, yaitu strategi sistem teknologi informaasi sebagai pemampu (enabler) yang mempengaruhi strategis bisnis.
       1.      Perspektif pertama: eksekusi strategi (strategy execution).
Gambar: proses keselarasan eksekusi strategi.

Proses ini dimulai dari kenyataan bahwa strategi bisnis telah diterapkan terlebih dahulu dan menjadi pemicu untuk menentukan infrastruktur dan proses-proses di organisasi supaya strategi dapat dicapai. Untuk mendukung proses-proses organisasi, maka infrastruktur dan proses-proses sistem teknologi informasi mengikutinya. Peran  manajemen bisnis dan manajemen sistem teknologi informasi sangat menentukan keberhasilan strategi. Manajer puncak bisnis berperan sebagai pemorfulasi strategi (strategy formulator). Peran dari manajer sistem teknologi informasi adalah pengimplementasikan strategi (strategy implementor). Pengukuran kesuksesan fungsi sistem teknologi informaasi didasarkan pada pengukuran suatu pusat biayai (cost center).
      2.      Perspektif kedua: transformasi teknologi (technology transformation).
Gambar: proses keselarsan transformasi teknologi.


Proses ini dimulai dari kenyataan bahwa strategi bisnis telah ditetapkan terlebih dahulu dan menjadi pemicu untuk menentukan strategi sistem teknologi informasi. Proses ini tidak tergantung dari infrastruktur atau proses di organisasi, tetapi lebih mengandalkan kepada kompentensi sistem teknologi informasi yang dapat menghaasilkan keunggulan kompetitif di pasar. Strategis sistem teknologi informasi kemudian menentukan bentuk infrastruktur dan proses-proses dari sistem teknolo gi informasi. Peran dari manajer puncak adalah menyediakan visi sistem teknologi informasi (IT visionary). Peran manajer sistm teknologi informasi adalah arsitek dari teknologi (technology architect), yaitu merencanakan dan membangun infrastrkutur-infrastruktur sistem teknologi informasi sesuai dengan visi STI. Pengukuran kinerja adalah kepemimpinan teknologi (technology leadership) dengan pengukuran menggunakan tolok ukur (benchmark) keberhasilan sejenis di pasar.
     3.      Perspektif ketiga: potensial kompetitif (competitive potential)
Gambar: Proses Keselarasan Potensial Kompetitif

Proses ini dimulai dari kenyataan bahwa sistem teknologi informasi dalah pemampu (enalaber) untuk dapat memenagkan persaingan. Strategi sistem teknologi inormasi tekonologi informasi akan mempengaruhi strategi bisnis. Strategi bisnis kemudian akan menentukan infrastruktur dan proses-proses bisnis untuk mencapai visi bisnis (business visionary), yiaitu seorang yang mampu mengartikulasikan munculnya kampuan-kemampuan sistem teknologi informasi yang dapat merubah struktur persaingan pasar dan melihat dampkanya pada bisnis. Peran manajer sistem teknologi informasi adalah katalis (catalyst), yaitu seorang yang membantu manajer bisnis puncak untuk memahami kesempatan-kesempatan dan ancamana-ancaman potensial dari sistem teknologi infromasi. Pengukuran kinerja adalah kepemimpinan bisnis (business leadership) dengan ukuran keberhasilan pangsa pasar dan pertumbuhan produk.
     4.      Perspektif kempat level pekayaran (service level)
Gambar:proses keselarsan level pelayanan

 

Proses ini dimulai dari kenyataan bahwa sistem teknologi informasi adalah pemampu (enabler) untuk dapat memenagkan persaingan dan perusahaan berkeinginan untuk membangun organisasi pelayanan berbasis sistem teknologi informasi terbaik didunia. Strategi sistem teknologi informasi akan mempengaruhi infrastruktur dan proses-proses sistem teknologi informasi. Infrastruktur dan prose-proses bisnis mengikuti infrastruktur dan proses-proses sistem teknologi informasi. Peran dari manajer puncak adalah sebagai prioritizer, yaitu seorang yang mampu mengalokasikan seberapa baik sumber-sumber daya langka ke infrastruktur bisnis dan infrastruktur sistem teknologi informasi. Peran manajer sistem teknologi informasui adalah kepemimpinana eksekutif (executive leadership), yaitu seorang yang akan membbuat proses pelayanan internal bisnis berhasil dengan petunjuk operasional dari manajemen puncak. Pengukuran kinerja adalah kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
            King (1978) merupakan yang pertama melakukan penelitian tentang keselarsan anatara PSB (Perencanaan Strategik Bisnis) dengan PSSTI (Perencanaa Strategik Sistem Teknologi Informasi). King (1978) memberikan konsep keselarsan secara urut satu arah, yaitu dari PSB ke PSSTI. Martin et al. (2005) juga menunjukan proses satu arah urut keselarsan dari PSB ke PSSTI seperti tampak pada gambar berikut ini 









Gambar diatas ini menunjukan bahwa PSB mempengaruhi PSSTI yang terlihat drai arah panahnya. Terlihat bahwa visi bisnis mempengaruhi visi infimasi, rencana strategik bisnis mempengaruhi rencana strategik sistem teknologi informasi dan rencana operasional bisnis dan anggaran-anggaranya mempengaruri rencana operasional sistem teknologi informasi dan anggaran-anggarannya.
Telaaah literature lebih lanjut menunjukan adanya macam keselarasan atau integrasi yaitu sebagai berikut ini:
      1.  Integrasi administrasi (administrastive integration)
    Integrasi ini menunjukan hubungan yang sangat lemah anatara PSB dan PSSTI yang bearti tidak ditemukan usaha yang signifikan dari penggunaan sistem teknologi informasi untuk mendukung rencana-rencana bisnis.
     2.   Integrasi urut satu arah (one-way sequential integration)
     Integrasi ini menunjukan hungan integrasi satu arah dari PSB ke PSSTI yang bearti PSSTI dilakukan untuk mendukung rencana-rencana beisni.
    3.   Integrasi bolak-balik dua arah (two-way reciprocal integration)
     Integrasi ini menunjukan hubnungan integrasi dua arah dari PSB ke PSSTI dan sebalinya dari PSSTI ke PSB yang bearti PSSTI dilakukan untuk mendukung dan sekaligus mempengaruhi rnecana-rencana bisnis.
    4.   Integrasi penuh (full integration).
   Integrasi ini menunjukan tidak ada perbedaan antara PSB dan PSSTI dan keduanya dilakukan bersamaan didalam satu perencanaan yang terintegrasi.

6.      JALUR EVOLUSI KESELARASAN
Penelitian Teo dan King (1997) juga menyelidiki apakah tipe integrasi bersifat tetap atau berevolusi dari satu tipe integarasi ke tipe integrasi yang lain. Sebanyak 37 perusahaan dari 157 smapel perusahaan idak pernah berpindah tipe integrasi.
Hasil penelitian ini juga menujukan bahwa sebanyak 91 perusahaan mengalami evolusi perpindahan tipe integrasi urut dengan tahapan tidak melompati tipe integrasi lainnya. Dari 91 perusahaan, sebanayak 52 perusahaan (33,1% dari 157 perusahaan sampel) mengalami evolusi urut dari awal,  mulai dari tipe integrasi administratif ke tipe integrasi urut satu-arah, sebanyak 36 perusahaan (22,9%) menegalami evolusi urut dari awal muliai dari tipe integrasi administrative ke tipe ingegrasi urut sati-arah, ketipe integrasi bolak-balik dua arah, dank e tipe interasi penuh.
Hasil dari peneltian ini juga menunjukan ada sebanyak 3perusahaan yang mengalami evolusi tipe intgerasi tidak urutr. Dari 31 perusahaan ini, sebnayak 1 perushaan (0,6%) menglami evolusi dari tupe integrasi administrative, ke tipe integrasi urut saru arah dank e tipe integrasi penuh (meloncati tipe integrasi bolak-balik dua arah). Sebanyak 8 perusahaan (5,1%) mengalami evolusi dari tipe intgrasi administrative, ke tipe integrasi  bolak-balik dua-arah (meloncati tipe integrasi urut satu-arah). Sebanyak 1 perusahaan (0,6%) mengalami evolusi dari tipe integrasi administratif, ke tipe integrasi penuh (meloncati tipe integrasi urut satu-arah da tipe intgerasi bolak-balik dua-arah). Sebnayak 15 bperusahaan (9,6%) mangalami evolusi dari tipe integrasi urut satu-arah ke tipe integrasi bolak-balik dua arah (meloncati tipe integrasi administrative). Sebnayak 1 perusahaan (0,6%) mengalami evolusi dari tipe integrasi bolak-balik dua arah ke tipe integrasi penuh (meloncati tipe integrasi administrastif dan tipe integrasi urut satu-arah).
Hampir semua perusahaan mengalami evolusi tipe integrainya dan beberapa tidak mengalami evolusi. Hanya tiga perusahaan (1,9%) ditemukan mengalami evolusi terbalik, yaitu dari tioe integrasi bolak-balik dua arah mundur kembali ke tipe integrasi urut satu-arah.

  III.            PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam melakukan sistem teknologi informasi perusahaan perlu merencakan strategi untuk mengimplementasikan strategik bisnis untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu, perencanaan strategik sistem teknologi informasi harus dilakukan selaras dengan perencanaan strategik bisnis untuk membuat sistem-sistem teknologi informasi yang dibangun mengenai sasaran-sasarannya.
 Keselarasan ini sangat penting untuk dapat mencapai sasarannya yaitu untuk mencapai tujuan perusahaan, maka perencanaan strategik sistem teknologi informasi (PSSTI) harus diseleraskan dengan perencanaan strategik bisnis (PSB). Hal ini juga terlihat bahwa dari beberapa isu yang dihadapi oleh eksekutif sistem teknologi informasi, penyelarasan ini termasuk dalam rangkin isu yang paling penting. Dalam keselerasan startegi dapat diasumsikan menjadi 2 yaitu kinerja ekonomis perusahaan secara langsung dan kecocokan strategik. Sehingga perusahaan dapat memilih strategik mana yang harus diterapkan dalam perusahaan agar mendapatkan suatu perubahan dan adaptasi berkelanjutan.
 Untuk membuat strategi bisnis maka perusahaan perlu menerapkan dua perspektif  pertama yaitu eksekusi strategi dan transformasi teknologi karena strategi bisnis disini sebagai pemicu  yang mempengaruhi strategi teknologi informasi sehingga perusahaan perlu mencegah adanya pengaruh di dalam sistem teknologi informasi. Selanjutnya untuk membuat strategi sistem teknologi informasi maka perusahaan perlu menerapkan dua perspektif terakhir yaitu potensial kompetitif dan level pelayanan karena strategi teknologi informasi ini lebih dominan sebagai pemampu yang mempengaruhi strategi bisnis.
Jadi untuk mencapai strategi yang diinginkan perusahaan dalam mencapai sasarannya maka perusahaan perlu menerapkan yaitu penyelarasan untuk menerapkan sistem teknologi informasi di waktu dan cara yang tepat dan harmoni dengan strategi-strategi, tujuan-tujuan dan kebutuhan-kebutuhan bisnis. Agar perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keselaran tersebut.







REKOMENDASI MANAJERIAL
1.    Perusahaan perlu melakukan perencanaan strategik sistem teknologi informasi, karena perencanakan strategik sistem teknologi informasi ini sangat dibutuhkan perusahaan untuk mengimplementasikan strategi bisnis untuk memenangkan persaingan
2.   Dengan melakukan strategik teknologi informasi perusahaan dapat membuat sistem-sistem teknologi informasi yang dibangun mengenai sasaran-sasarannya yang akan dituju dalam mencapai tujuan bersama
3.   Untuk mencapai strategik yang diinginkan maka perusahan perlu melakukan penyelarasan agar dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keselarasan tersebut karena penyelaraaan ini penting untuk mencapai tujuan perusahaan melalui perencanaan strategik teknologi informasi yang harus diselaraskan dengan perencanaan strategik bisnis
4. Dalam penyelaraaan, perusahaan perlu memperhatikan tentang proses keselarasan untuk dapat melihat pengaruh strategi bisnis yang dapat mempengaruhi strategi sistem teknologi informasi melalui dua perspektif pertama yaitu eksekusi strategi dan tranformasi teknologi
5.  Bukan hanya melihat pengaruh strategi bisnis saja tetapi perusahaan juga perlu melihat pengaruh strategi sistem teknologi informasi yang dapat mempengaruhi strategi bisnis melalu dua pespektif terakhir yaitu potensial kompetitif dan level pelayanan sehingga perusahaan dapat mencegah perngaruh tersebut
           

Share:

Blogger templates